"SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MENIKMATI SAJIAN KARYA DI BLOG KAMI SEMOGA BERMANFAAT"

Rabu, 26 Juni 2019

1. Sejarah singkat

KHR. ABBAS BIN HASAN MUNADI

Awal mulanya Pondok Pesantren AL-AZHAR didirikan oleh Almukarom  KHR ABBAS HASAN MUNADI dilahirkan di Yogyakarta. Beliau keturunan dari Bpk Raden Mas Wongso Diprodjo alias Hamengkubuwono ke IV. Jadi keturunan Panjenengan Dalem Ingkang Sinuhun Sultan Kanjeng Prabu Mangkurat Agung Ing Mataram.

Pendidikan pertama di Pondok Pesantren Jampes Kediri dan Pondok Pesantren Bendo, Pare Kediri. Pendidikan terakhir di Pondok Pesantren Bangkalan Madura yang diasuh oleh Almukarom K.H. Ahmad Kholil.
Atas petunjuk Almukarom Bpk. K.H. Ahmad Kholil Bangkalan Madura, K.H.R. Abbas berkelana ke Banyuwangi dan akhirnya menetap di Dusun Tugung, Kecamatan Sempu Kabupaten Daerah Tingkat II Banyuwangi.
Sehubungan dengan kearifan dan kealimannya akhirnya banyak orang atau masyarakat yang hendak mengaji kepada beliau. Makin lama makin menjadi banyak pengikutnya, sehingga beliau berhasrat hendak mendirikan sebuah Pondok Pesantren. Dan pada tahun 1891 dengan sejumlah santri kurang dari 100 orang, didirikanlah Pondok Pesantren AL-AZHAR Tugung.
Namun dalam waktu relatif singkat akhirnya menjadi banyak sampai berkisar ± 2.000 orang santri. Pada tahun 1927 beliau mengadakan penyempurnaan asrama-asrama dengan bangunan bertingkat, sebagaimana yang dapat kita saksikan sekarang ini.
Pada jaman penjajahan Belanda Pondok Pesantren AL-AZHAR Tugung menjadi pertahanan yang tangguh bagi Tentara Republik Indonesia(TNI). Pada waktu itu Pondok Pesantren AL-AZHAR Tugung pernah ditempati gerilyawan TNI dan pernah menjadi ajang pertempuran.
Tentara kita yang berada di Pondok AL-AZHAR Tugung ini pada waktu siang hari sebagai santri dan apabila malam tiba menjelma menjadi gerilyawan yang lengkap dengan senjata di pundaknya.
Dan pada jaman revolusi fisik merebut kemerdekaan Republik Indonesia, TNI banyak yang bergabung ke Pondok Pesantren AL-AZHAR dan mengadakan kegiatan.
Pada suatu waktu Belanda menyerang gerilyawan kita dan banyak yang tertangkap oleh Belanda, kemudian dibawa dengan kendaraan kereta api lewat Benculuk menuju ke tahanan besar Belanda di Pesanggaran Banyuwangi (pada waktu itu kereta api jurusan Benculuk masih ada).